Screen Reader Mode Icon

For You, For Us: Inclusivity and Accessibility in Art Education

Education for All (EFA) diumumkan secara global di konferensi dunia di Thailand pada tahun 1990, merupakan bentuk inisiatif internasional untuk menghantarkan manfaat pendidikan kepada “setiap warga negara di setiap masyarakat”, diterjemahkan menjadi Pendidikan untuk Semua, kini EFA telah menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Indonesia. Namun demikian, seni visual, jika ditilik dari namanya, sudah menyatakan diri eksklusif dari komunitas penyandang keterbatasan visual. Tapi melalui pendidikan seni, kami percaya bahwa seni dapat dirancang agar inklusif dan dapat diakses untuk semua, dengan atau tanpa kebutuhan khusus. Pendidikan seni berperan untuk menyediakan pengetahuan, memberikan cara yang lebih baik dan bersahabat dalam memahami seni. Namun, berkaca pada minimnya pemahaman, pengalaman, sumber daya manusia, fasilitas dan sumber-sumber lainnya di Indonesia, siapkah kita untuk menyediakan akses bagi pendidikan seni yang inklusif? Bagaimanakah setiap dari kita bisa berkontribusi untuk menyiapkan seni yang dapat diakses oleh semua dan mengaktivasi fungsi seni bagi masyarakat?

Museum MACAN kembali menggelar Forum Pendidik dengan tema “Untukmu, untuk Kita: Inklusivitas dan Aksesibilitas dalam Pendidikan Seni”. Pada Forum Pendidik kali ini, Museum MACAN menghadirkan Etza Meisyara, perupa perempuan dari Bandung dan Lily Yulianti Farid, Co-Founder Rumata’ Artspace dan penggagas sekaligus direktur Makassar International Writers Festival yang akan membawakan presentasi singkat dan berbagi pengalaman mereka dalam berinteraksi dan bekerja bersama komunitas termarjinalkan, penyandang disabilitas, serta masyarakat pra-sejahtera. Mari bergabung dalam diskusi antar pendidik dan lintas profesi untuk seni yang lebih inklusif dan aksesibel di masa mendatang.
Profil Pembicara

Lily Yulianti Farid
Co-Founder Rumata Artspace
Founder dan Direktur Makassar International Writers Festival

Lily Yulianti Farid adalah seorang pengarang dan pembuat acara seni dengan keahlian di bidang hubungan budaya Australia dan Indonesia. Ia telah menjadi Direktur Makassar International Writers Festival sejak 2011. Lily mendirikan Rumata Artspace bersama Riri Riza, dan telah bekerja sebagai relawan untuk organisasi budaya sejak 2010.

Ia memulai karir sebagai jurnalis di Kompas, lalu melebarkan karirnya ke bidang akademik dan kreatif, mengajar kesusastraan Indonesia sambil bekerja untuk proyek dan publikasi riset akademik di University of Melbourne in pada tahun 2014-2019. Lily menerima Penghargaan Budaya Nasional tahun 2018 dari pemerintah Indonesia.

Etza Meisyara
Perupa

Karya Etza berada di seputar isu-isu kontemporer dan terkait dengan masyarakat urban. Dengan menggali gagasan seputar keterkaitan manusia, alam dan teknologi – bagaimana permasalahan yang timbul dari ketiganya mengubah kebiasaan kemanusiaan – karyanya berdasar pada Seni Konseptual dan Seni Interdisipliner, khususnya perpaduan suara dan visual.

Karya Etza tidak hanya mempertanyakan sisi humanis di tengah-tengah perkembangan teknologi, namun juga masuk mempenetrasi eksplorasi dan eksperimentasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam Seni Media Baru. Ia menggali berbagai situs geografis dan spesifik sebagai proses pencarian karakter media karyanya. Di samping itu, ia menciptakan seni dengan bercakap-cakap dengan khalayak sebagai kolaborator – suatu cara yang ia gunakan untuk menemukan jawaban dari pemikiran filosofisnya.
Jadwal Acara

Hari/Tanggal
Kamis, 14 Januari 2021

Jam
09.30 – 12.00

Platform
ZOOM
0 of 9 answered
 

T